Nama : Intan Yanitasri
NPM : 33210574
Kelas : 3DD03
Dosen : Handayani
PERENCANAAN DAN
MANAJEMEN RITEL
A. Gambaran Umum Tentang Ritel
·
Pengertian
Retail
Retail
adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen.
Retail
berasal dari bahasa Perancis yaitu " Retailer"
yang berarti " Memotong menjadi kecil kecil" (Risch, 1991 ).
Pengertian
Retailing adalah semua aktivitas yang
mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung kepada pelanggan.
Pengertian
Retailer adalah semua organisasi
bisnis yang memperoleh lebuh dari setengah hasil penjualannya dari retailing (
lucas, bush dan Gresham, 1994)
·
Klasifikasi
Retail
Menurut
Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara,
sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan
barang berdasarkan sbb :
§ Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai
retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada
umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan
manajemen.Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini
dimiliki oleh secara individu (Individual
Proprietorship) .
§ Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai
oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi : Departemen Store - Chain
organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse,
Outlet dan Online Store (Toko Online )
Departemen Store merupakan salah satu dari retailer
besar dimana menawarkan berbagai macam jenis produk / barang, tingkat harga dan
kenyamanan dalam berbelanja.
B. Proses Perencanaan & Manajemen Ritel
Dalam memilih retail
store, pembeli mempertimbangkan banyak hal. Faktor yang diperhatikan adalah
yang berkaitan dengan kebutuhan ekonominya. Di lain pihak kebutuhan emosional
(seperti gengsi) juga kadangkala mempengaruhi pilihannya.
Faktor-faktor ekonomi
yang relevan dalam memilih retail store antara lain meliputi:
1.
Harga.
Ada retail store yang
memasang harga mati seperti supermarket dan departement store) dan ada pula
yang menetapkan harga fleksibel atau dapat ditawar (seperti discount store).
2.
Kemudahan
Kemudahan parkir, bisa
cepat pergi setelah membayar, dan mudah mencari barang yang diinginkan
(meliputi proses menemukan, membandingkan, dan memilih).
3.
Kualitas produk yang ditawarkan.
4.
Bantuan wiraniaga
Apakah harus swalayan,
membantu ecara pasif, atau membantu secara aktif.
5.
Reputasi
Kejujuran dan kewajaran
dalam jual beli
6.
Nilai yang ditawarkan
Yaitu perbedaan total
customer value dan total customer cost. Total customer value adalah sekumpulan
manfaat yang diharapkan pelanggan dari produk dan jasa, meliputi product value (misalnya keandalan, daya
tahan/keawetan, unjuk kerja), service value (penyerahan barang, pelatihan,
instalasi, perawatan, reparasi), personnel value (kompeten, responsif, empati,
dapat dipercaya), dan image value (citra perusahaan). Sedangkan total customer
cost terdiri dari harga yang dibayarkan, biaya waktu, biaya tenaga, dan biaya
psikis.
7.
Jasa-jasa khusus yang ditawarkan.
Pengiriman barang
gratis, pembelian kredit dan bisa mengembalikan atau menukar barang yang sudah
dibeli.
C. Sistem Informasi Ritel
Dalam perdagangan
eceran atau ritel dimana arus data barang dagangan dan uang berputar sangat
cepat diperlukan pengendalian dan pengawasan yang baik. Salah satu bentuk
pengendalian dan pengawasan tersebut adalah dengan melakukan pencatatan data yang
tertib dan teratur, serta penyuguhan informasi dalam bentuk sistem pelaporan
yang tepat waktu dan akurat sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi
setiap keputusan yang akan diambil. Sistem Informasi Ritel (SIM Ritel) adalah
suatu sistem informasi yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan yang
berbasis pada pemanfaatan teknologi terpadu peralatan sistem mekanisasi
pengolah data sebagai penyedia informasi untuk menunjang semua aspek kegiatan
yang berhubungan dengan operasional, manajemen, analisis maupun dalam hal
pembuatan keputusan. Secara umum struktur SIM Ritel tidak berbeda dengan Sistem
Informasi.
Manajemen lainnya,
meliputi :
1.Tingkatan informasi
untuk proses transaksi, dalam hal ini fungsinya adalah sebagai
inquiry
response. Tingkatan ini biasanya menjadi tanggung jawab dari
staff atau clerk.
2.Tingkatan informasi
untuk perencanaan operasional, pengendalian dan pengambilan keputusan.
Informasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional setiap harinya dibutuhkan
oleh Lower Management yang berada
pada tingkatan ini untuk pengambilan
keputusan.
3. Tingkatan informasi
untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan. Pada tingkatan ini Middle Management membutuhkan informasi
yang datangnya dari tingkat perencanaan operasional maupun informasi dari luar
lingkungan perusahan seperti informasi tentang pesaing. Informasi tersebut
nantinya akan menjadi dasar pembuatan rencana taktis perusahaan contohnya
pembuatan anggaran maupun pengambilan keputusan seperti penentuan jenis dan
harga
barang.
4.Tingkatan informasi
untuk perencanaan strategik, kebijakan dan pengambilan
keputusan. Tujuan dan
arah perusahaan ditentukan oleh Top
Management. Karena
itu informasi yang
berkaitan dengan kinerja perusahaan dan keadaan lingkungan
luar perusahaan perlu dimiliki
oleh tingkat ini demi kemajuan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar